Search

Sabtu, 23 Oktober 2010

Diposting oleh santri kuliah

Keadaan Emosi Remaja
Perkembangan emosi remaja paling besar pengaruhnya diperoleh dari kondisi yang mengelilingi remaja masa kini, baik laki-laki maupun perempuan. Mereka berada di bawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru yang pada masa sebelumnya belum terlalu dipersiapkan secara matang-matang. Terkadang sebagian remaja mengalami ketidakstabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi dari usaha penyesuaian diri pada pola prilaku baru dan harapan sosial yang baru. misalnya masalah yang berhubungan dengan penciptaan merupakan masalah yang pelik pada periode ini. Bila kisah cinta berajalan remaja merasa bahagia, demkian pula sebaliknya. Menurut Gesel, dkk, remaja 14 tahun sering kali mengalami kemarahan atau mudah marah, mudah dirangsang dan emosianya cenderung meledak. Sebaliknya remaja 16 tahun tekanan emosi terutama marah dalam periode ini berkurang menjelang berakhirnya awal remama. Remaja tidak lagi mengungkapkan amarahnya dengan cara gerakan amarah yang meledak-ledak dengan menggerutu, tidak mau bicara atau dengan secara keras mengeritik orang-orang yang menyebabkan amarah. Remaja juga iri hati terhadap orang-orang yang memiliki benda yang lebih banyak darinya.
Dalam konteks kematanganemosi, remaja dikatakan sudah mencapai kematangan emosi bila pada masa akhir remaja “tidak meledakkan” emosinya dihadapan orang lain melainkan menungguu saat dan tempat yang lebih tepat untuk mengungkapkan emosinya dengan cara-cara yang lebih dapat diterima emosinya. Untuik mencapai kematangan emosional remaja harus belajar memperoleh gambaran tentang situasi-situasi yang dapat menimbulkan reaksi emosional. Kecerdasan emosional adalah kecerdasan yang menggambarkan suatu keadaan di mana kita suka melihat kedalam diri kita sendiri sebuah insting yang membuat kita terus menerus mempertanyakan pengetahuan mengenai diri kita sendiri. Kita terus menganalisis kekuatan dan kelemahan kita dan memantapkan tujuan dengan melakukan sesuatu untuk memperbaiki diri kita, mungkin mencatat dalam nonoles atau buku harian mengenao pengalaman seasana hati dan pikiran-pikiran kita. Kita mengelajahi siatuasi apa yang membuat kita senang dan apa yang membuat kita tidak senang dan berusaha bertindak kita memahami dan mengelola emosi kita sendiri dengan baik, sehingga kita harus menyisihkan waktu untuk berfikir dan merenung.

0 komentar: