Search

Minggu, 13 Desember 2009

Diposting oleh santri kuliah


FILSAFAT SEMAR

Semar adalah tokoh wayang kulit jawa yang selalu hadir pada setiap adegan gara-gara pada setiap lakon. Tidak ada pertunjukan wayang yang tidak memunculkan tokoh Semar. Semar berbadan pendek-gemuk, ekspresinya dapat bersifat seperti keperempuanan maupun kelaki-lakian, matanya selalu berair , hidungnya seperti ubi, bibir bawahnya lebih panjang dari bibir atasnya dan pantatnya besar menjorok kebelakang.
Status Semar dalam dunia pewayangan adalah seorang abdi , pelayan, pembantu, yang selalu mengiringi kemana majikannya pergi, yakni raja atau kesatria, terutama kaum Pandawa. Ia mudah menangis apabila majikannya dirundung persoalan rumit atau sedang kesusahan . Wataknya sabar dan penuh kasih sayang dan tak pernah sedih. Semar selalu gembira dalam kesabarannya. Semar selalu berbahasa halus dan sopan kalau berbicara kepada majikannya. Tetapi dia akan berbicara dengan bahasa rakyat (ngoko) dengan para dewa. Kalau Semar sedang marah air matanya terus menerus keluar, juga ingusnya, dan lobang pantatnya tak henti-hentinya kentut. Semar marah apabila ketidakadilan telah merajalela sebagai kekuasaan.
Siapakah Semar yang paradoks ini?
Semar memang paradoks itu sendiri Semar juga disebut betara ismaya , saudara dari batara guru (siwa mahaguru) dan dikatakan anak sang hyang tunggal, bahkan sang hyang tunggal menganggap Semar lebih tua dari dirinya. Jadi Semar bukan tokoh sembarangan. Dewa-dewa pun dianggap dibawah telapak kakinya. Semar adalah dewa sehingga disebut Betara ismaya. meskipun anaknya sang hyang tunggal tetapi sang hyang tunggal sendiri menganggap anaknya ini lebih tua. Anak lebih tua dari bapaknya inilah paradoks pertama.
Mengapa demikian halnya? Semar dan wayang adalah produk agama dan pemikiran yang bersumber dari Hindu-Budha –Tantra , tetapi tokoh Semar dan anak-anaknya tak pernah disebut dalam mitos-mitos dewa Hindu , dalam Hindu dia disamakan dengan batara ismaya (iswar?) dan bersaudara dengan batara manikmaya alias betara guru, tetapi mengapa sang hyang tunggal menganggap sebagai yang lebih tua, padahal di anaknya? Ini harus dibaca secara budaya, Semar adalah personifikasi agama-agama di indonesia yang sudah ada sebelum agama –agama Hindu budha . dialah roh nenek moyang yang dibeberapa tempat dipanggil hyang tunggal , Alatala, Puang Matua, Mahatala, dan lain-lain sebelum peradaban Hindu masuk telah dikenal Hyang Tunggal tadi itu. Dialah Semar maka dewa-dewa Hindu, Trimurtinya, merasa lebih muda dari Semar.
Paradoks yang lainnya adalah bahwa Semar berasal dari ketinggian yang absolut, kok mau-maunya ia menjadi pelayan raja yang paling rendah derajatnya? Semar dan anak-anaknya itu bedinde, pembantu rumah tangga saja , sebagai umumnya pembantu di indonesia , merak hampir-hampir tak punya hak. Hidup bagi pembantu hanyalah penuh dengan kewajiban- kewajiaban , perintah-perintah. Tidak pernah menerima terimakasih kalau tugasnya berhasil jitu, tetapi tong sampah serapah apabila ia melakukan kesalahan. Pembantu itu, saudara, lebih rendah dari manusia. Mereka tidak pernah kenal apa hak-hak hidupnya.
Disinilah filsfat Semar terletak . Semar adalah yang tertinggi . berada di zenith, segala dewa-dewa ada dibawah telapak kakinya. Itu benar belaka, terhadap dewa-dewa Semar adalah maha majikan , terhadap raja-raja didunia Semar adalah maha pelayan. Di Dunia Atas Semar maha kuasa Di Dunia Manusia Semar amat jelek, Di Dunia Atas Semar adalah laki-laki paternalistik Di Dunia Manusia Semar adalah ibu , penuh sayang dan melayani. Dialam transenden Semar membawa aspek kebapakan secara ilahiah, didunia imanen aspek keibuan keilahian yannng tampak Semar dunia atas adalah Semar paternalistik, penghukum dan penjaga keadilan , kelaki-lakian , penuh kuasa. Semar di dunia manusia Sekhinah attau Marona , keibuan cinta kasih , perempuan hamba sahaya tulen. Di Dunia Atas dia dimuliakan, disembah, dipuja diajukan permohonan, Di Dunia Manusia dia tidak dianggap, tidak masuk kelas sosial manapun dihina dan diperintah . dualisme Semar tersebut nyata hadir didunia ini , yang berarti Semar adalah lambang kehadirn hyang tunggal tadi sebagai”living god” Di Dunia Manusia.
Jadi terjemahannya mereka –mereka yang mengaku sebagai “dewa-dewa” kekuasaan apapun didunia ini, sebenarnya hanya dewa-dewa palsu. Dewa-dewa yang sebenarnya yang hadir ditengah-tengah manuasia ini tak lain adalah Semar. Semar itu melayani dan bukan dilayani. Semar itu menjalankan tugas atasan dan bukan tukang perintah sana sini. Semar itu selalu gembira dan hanya marah jika ketidak adalian dijalankan. Semar itu memerrintah tanpa memberikan perintah, ketika Arjuna selingkuh dengan Srikandi, muridnya belajar memanah Semar sengaja membawa istri arjuna , Subadra ketempat latihan memanah , karuan saja Subadra marah besar dan kalap seperti istri yang memergoki sang suami selingkuh. Arjuna ganti marah kepada Semar dan Semar kalem saja menjawab : “Wah bagaimana raden gusti yang matanya sehat saja dapat berbuat keliru apalagi hamba ini yang matanya kabur selalu berair”. Si Arjuna kena batunya dan tak meneruskan marahnya.
Semar adalah sang hyang tunggal yang rendah hati . rahasia zenith ada dinadir . yang maha tinggi itu hadir dalam yang maha rendah. Bagaimana anda memaknai terang kalau tidak mengenalk gelap ? orang yang sejak lahir telah berada ditengah kekayaan tak pernah memahami arti kekayaanya, kecuali dia mengalami miskin, orang yang kerjanya memerintah terus menerus itu baru tahu makna perintah kalau satu kali dia diperintah . inilah sebabnya Harun Al Rasyid gemar menyamar keluar masuk kampung . dia pemegang kendali semua perintah dikererajannya , tetapi juga ikut merasakan akibat-akibat perintahnya. Orang yang menaikan tarif listrik dan minyak mestinya mengalami nadir kehiudupan yang kena dampak kenaikan itu. Wakil-wakil rakyat itu seharusnya menjadi Semar , mengalami hidup paling rendah tingkat sosial kita . dengan demikian suaranya baru benar-benar jeritan rakyat , jeritan dirinya pula , bagaimana anda yang memiliki sepuluh kartu kredit dapat memahami nainya tarif angkot, kalau dikantong anda tidak pernah mengalami isi yang empatr ribu rupiah hari itu?
Semar itu dewa maha tinggi tapi mau mejadi pelayan . secara imanen anda pejabat tinggi tapi secara transeden seharusnya Semar . Semar-Semar inilah yang sekarang hilang dalam peta kekuasaan kita sekarang . yang muncul adalahdewa –dewa setengah matang. Dewa-dewa asli saja ada dibawah telapak kaki Semar apalagi dewa setengah jadi.
Semar adalah hukum waringin sungsang (beringin terbalik) yang tinggi akan direndahkan yang rendah akan ditinggikan. Yang sengaja duduk paling depan akan diminta paling belakang , sedang yang belakang akan dipersilahkan kedepan . Semar sebagai sang hyang tunggal adalah akar dari semua yang tumbuh diatas . semakin dalam akar tertanam ditanah semakin tinggi dan kuat pohonnya . mereka yang tidak berakar dikerendahan dan kedalaman tanah. Takkan muncul sebagai puncak daun yang tinggi . Yang Maha Tinggi itu ternyata terletak di Maha Yang Rendah. Petinggi-petinggi sejati sebenarnya bawahan paling rendah. Itu bahasa rohani . bahasa indonesia berbunyi yang rendah itu ada ditemapat-tempat yang tinggi.
Kita berdo’a mudah-mudahan terjemahan ngawur ini akan menjadi kenyataan disini.
sumber: jakob sumarjo mencari sukma indonesia akGroup

0 komentar: